SELAMAT DATANG DI NANANG SINTANG BLOGSPOT SEMOGA DAPAT MEMBANTU KALIAN SEMUA

cari 10 Kenyataan Hidup yang Kadang Sulit Kamu Terima


berpikir dan bertindak positif adalah salah satu kunci kesuksesan dalam hidup. Namun, kita juga gak bisa serta-merta tutup mata dan bersikap masa bodoh dengan realitas. Justru dengan mengetahui kenyataan hidup yang keras, kita bisa belajar untuk menerimanya.
Nah, inilah beberapa kenyataan kejam dalam hidup yang seringkali sulit untuk diakui oleh kita semua. Mereka tampak jauh dan tidak menyenangkan, tapi keberadaan mereka nyata adanya.


1. Banyak Orang Tidak Paham Dengan Apa yang Mereka Lakukan, Barangkali Kamu Pun Begitu

Kamu tahu apa yang kamu lakukan?
Kamu tahu apa yang kamu lakukan?
Apa kamu merasa bingung dengan hidupmu? Selamat, kamu gak sendirian kok. Kenyataannya, banyak sekali orang-orang yang kebingungan dengan hidup mereka. Mereka gak tahu apa yang mereka lakukan: mulai dari memilih jurusan kuliah, menapaki karir, menjalin hubungan; semua dijalani dengan mengalir saja, tanpa tahu apa yang dituju.
Jika kamu merasa canggung dan kikuk sama pekerjaan dan hidupmu, mereka yang berpapasan denganmu di sudut-sudut jalan juga merasakan hal yang sama. Di dalam lubuk hati, kita semua adalah anak kecil yang “berpura-pura” untuk menjadi orang dewasa. Jadi, nikmati saja semua ini sebagai roda nasib.


2. Diakui Atau Tidak, Penampilan Tetaplah Penting

Penampilan itu penting
Penampilan itu penting.
Kamu cantik atau ganteng? Bersyukurlah, karena di dunia ini, penampilan itu punya arti penting. Serius, kecantikan itu secara ilmiah sudah terbukti membawa banyak pengaruh buat kehidupanmu. Kedengarannya memang gak adil, tapi gak ada gunanya juga menyangkal fakta ini.
Namun, kalau kamu gak terlalu cantik atau ganteng, gak usah berkecil hati. Setidaknya kamu tetap bisa berusaha untuk memantaskan diri dan menjaga penampilan dengan sebaik mungkin. Satu hal yang gak boleh dilupakan: penampilan memang penting, tapi kepribadianmu juga gak kalah penting.


3. Tidak Memutuskan Apapun Adalah Sebuah Keputusan

Kiri, kanan atau balik arah?
Kiri, kanan atau balik arah?
Mengambil sebuah keputusan besar itu memang sulit. tapi ini adalah hal yang gak bisa kamu hindari. Bahkan, menunda atau menolak memutuskan adalah salah satu alternatif pilihan itu sendiri, yang lengkap dengan segala konsekuensinya.
Mengetahui kenyataan ini, mau gak mau kamu harus SELALU menentukan pilihan. Gak ada gunanya menunda sampai kamu gak punya opsi lain untuk dipilih.


4. Sejarah Selalu Terulang

Sejarah selalu terulang.
Sejarah selalu terulang.
Bila kamu membaca sejarah — apapun — kamu mungkin mendapati kalau manusia di buku-buku sejarah selalu membuat kekeliruan, baik itu berupa keyakinan, keputusan maupun tingkah laku. Tapi, hal yang sama juga akan dialami generasi mendatang saat mereka mempelajari sejarah yang kita buat.
Mungkin kamu berpikir: “Ah, gak mungkin, ini ‘kan abad 21. Teknologi sudah maju.” Kamu benar, teknologi sudah maju dibanding dulu, tapi itu gak menutup kemungkinan kita untuk melakukan kesalahan yang sama; mungkin wujudnya berbeda, tapi substansinya sama.


5. Penderitaan Itu Nyata, Ia Bisa Datang Pada Siapa Saja

Penderitaan itu nyata
Penderitaan itu nyata.
Mungkin kamu sudah mengerti hal ini, tapi demi kewarasan dan menjaga suasana hati, kita memilih untuk gak memikirkan berapa banyak penderitaan yang terjadi saat ini. Tapi, kamu perlu menyadari satu hal: penderitaan yang mereka alami itu nyata dan sebenarnya sangat mungkin terjadi padamu. Kalau kamu gak cukup beruntung untuk lahir di tengah-tengah keluarga kelas menengah, kamu mungkin akan terlahir di tengah keluarga miskin yang kelaparan.
Sisi positif dari kesadaran akan hal ini adalah bahwa kita bisa melihat masalah yang kita alami dari perspektif yang lebih tinggi. Masalahmu bukan apa-apa dibanding masalah mereka. Dengan begitu, kamu bisa berusaha untuk membuat dunia ini sedikit lebih baik.
Banyak orang yang rela berkelahi biar anaknya bisa makan makanan yang kamu sisakan, atau rela berjalan berkilo-kilometer hanya untuk bisa mengambil air yang bisa kamu dapatkan semudah memutar keran pancuran.


6. Tidak Ada Orang yang Benar-Benar Altruistik, Kita Semua Dilahirkan Egois

Semua orang egois
Semua orang egois.
Apakah semangat altruisme itu benaran gak ada? Sulit untuk dijawab. Tapi, yang jelas semua orang itu egois, hanya saja dalam kadar yang berbeda-beda. Segala tindakan yang kita lakukan mungkin didasarkan pada kepentingan tertentu, setidaknya mencukupi kebutuhan diri kita sendiri.
Contoh paling mendasar, kita berteman mungkin bukan karena semata ingin berteman, tapi karena diri kita memang membutuhkan seorang teman biar gak kesepian. Sisi positifnya, kamu gak terlalu kecewa saat mengetahui seseorang memperlakukanmu dengan baik karena punya motif tertentu.


7. Kamu Tidak Bisa Memaksa Semua Orang Menyukaimu

Stop berusaha membahagiakan semua orang
Stop berusaha membahagiakan semua orang.
Inilah salah satu kenyataan kejam yang harus kamu terima. Sekeras apapun kamu berusaha, kamu gak akan bisa menyenangkan setiap orang yang bersinggungan denganmu. Sebaik apapun kamu, akan selalu ada orang-orang yang membencimu, meski kamu gak pernah melakukan hal buruk ke mereka.
Jadi, gak usah terpaku sama mereka, fokus saja sama orang-orang yang menghargaimu. Tetaplah berlaku baik pada setiap makhluk yang kamu temui dan tetaplah menjadi dirimu sendiri.


8. “Saat yang Tepat” Itu Tidak Pernah Ada

Berhenti menunggu
Berhenti menunggu
Ya, gak akan pernah ada waktu yang “tepat” untuk melakukan atau mengubah sesuatu dalam hidupmu. Kalau kamu terus menunggu saat yang tepat untuk melakukan sesuatu — memulai bisnismu sendiri, mulai berolahraga, atau mulai berdiet — kamu akan menunggu selamanya. Sadarilah, ini cuma reaksimu terhadap rasa takut akan perubahan.
Atasi rasa takutmu, keluarlah dari zona nyamanmu. Suatu hari kamu akan bersyukur karena kamu telah melakukannya.


9. Sukses Itu Bukan Candi Prambanan yang Bisa Dibangun Dalam Semalam

Sukses itu gak hadir dalam semalam
Sukses itu gak hadir dalam semalam
Sukses itu berawal dari sebuah langkah kecil dalam menapaki sebuah jalan yang panjang, terjal, berliku dan penuh percabangan. Kita gak akan sampai tujuan hanya dalam semalam. Setelah berjalan jauh pun, kita mungkin akan menemui jalan buntu dan harus memutar arah.
Satu hal yang pasti, kita gak akan pernah mencapai tujuan kita kalau kita gak pernah memulai untuk melangkah. Ambil risiko gagal dan mulailah dari sesuatu yang kecil. Dedikasikanlah waktu dan tenagamu di sana.


10. Kematian itu Sedekat Tikungan Jalan

Siapa sangka dia akan mati secepat ini?
Siapa sangka dia akan mati secepat ini?
Ini sangat penting. Kita memandang kematian sebagai sesuatu yang masih jauh, belum akan menjangkau kita. Jadi, kita seringkali terlena dan lupa menjalani hidup dengan sebaik-baiknya. Kenyataannya, kematian bisa menyapa kita di ujung jalan: kecelakaan, serangan jantung, kekerasan, diambil nyawanya saat tidur… semua bisa terjadi begitu cepat tanpa ampun, tanpa memberi kita kesempatan untuk menarik napas dan berpikir ulang.
Makanya, sadari hal itu dan jalanilah hari ini dengan sebaik-baiknya. Berilah yang terbaik bagi setiap orang di sekelilingmu. Karena, kematian gak akan menunggu.

Kamu bisa dengan mudah menyangkal semua kenyataan kejam di atas. Tapi, dengan atau tanpa pengakuanmu, mereka tetaplah ada. Jadi, lebih baik kamu mempersiapkan dirimu, bukan?

cara melukis dengam alam sekitar

Belajar cara melukis

Sebelum kita mempelajari lebih lanjut cara melukis lukisan pensil dan lukisan warna atau lukisan-lukisan lain, adalah berfaedah kita memahami secara mudah beberapa aspek penting dalarn lukisan, iaitu subjek, gubahan, bentuk, perspektif, nilai dan warna.

SUBJEK


Subjek ialah semua objek yang kita lihat di sekeliling kita seperti pokok, awan, batu-batan, gunung, bangunan, air, manusia, kenderaan, binatang dan lain-lain. Seorang pelukis tidak melukis semua subjek yang dilihatnya, tetapi ia hanya memilih satu atau beberapa objek yang hendak dimasukkan ke dalam karya Iukisannya. Tajuk lukisan umumnya mempengaruhi pemilihan objek-objek yang hendak dimasukkan ke dalam sesebuah lukisan itu.


GUBAHAN


Secara ringkas, gubahan ialah memilih, merancang dan menyusun objek-objek yang hendak dilukis dalam sebuah karya lukisan. Pelukis yang memilih satu pemandangan lanskap yang mengandungi objek awan, sungai, gunung-ganang, pokok-pokok dan padang rumput, misalnya, tidak akan dapat melukis semua objek ini dengan jelas dan detail, sebaliknya ia akan menentukan objek pilihannya yang dipanggil objek utama. Objek utama inilah yang menjadi titik perhatian kepada pelukis itu dan juga kepada orang yang melihat dan menilai lukisan tersebut. Objek utama ini akan dilukis secara lebih besar, jelas, menarik dan detail (teliti), sementara objek-objek lain yang dimasukkan kedalam lukisan ini boleh dianggap sebagai objek kecil atau objek sampingan yang digubah untuk menyerikan dan mengimbangi lukisan tersebut.


BENTUK


Semua objek di keliling kita mempunyai bentuk tersendiri. Manusia, binatang, rumah, pokok, gunung dan lain-lain objek yang dapat kita lihat semuanya mempunyai bentuk tertentu. Secara umum sebahagian besar bentuk objek-objek ini adalah berdasarkan kepada tiga bentuk asas (geometri), iaitu;


Bentuk kiub - seperti kotak, rumah, almari, lori, kereta dan lain-lain.

Bentuk bulat - seperti bola, buah-buahan dan kepala manusia.
Bentuk silinder - seperti batang pokok, botol, badan manusia dan lain-lain.

Bentuk ini berkait rapat dengan sudut pandangan (dan arah mana kita pandang sesuatu objek itu) dan kedudukannya pada arah sinar cahaya. Dengan ini kesannya pada satu-satu objek yang dilukis akan menampakkan bentuk dan ton gelap atau ton cerah yang berbeza-beza.


PERSPEKTIF


Perspektif berkait rapat dengan bentuk objek yang dilukis pada kertas lukisan. Secara umum objek yang

terdekat dilukis lebih besar daripada objek yang lebih jauh. Ini bermakna satu objek yang sama, apabila dilukis, akan kelihatan semakin kecil apabila ia semakin jauh, dan akhirnya akan hilang dan lesap pada satu
titik. Titik ini dikenali sebagai titik lesap [vanishing point].

Titik lesap ini terletak pada satu garisan tertentu. Garisan ini tidak wujud sebagai satu garisan tetapi merupakan khayalan [imaginary] pelukis sahaja. Garisan ini dikenali sebagai paras mata [eye level].


Perhatikan Gambarajah 2.1. Gambarajah ini mungkin dapat membantu kita memahami lebih lanjut tentang perspektif, titik lesap dan paras mata.

Gambarajah 2.1

Gambarajah 2.1 dan berikutnya Gambarajah 2.2 menunjukkan lukisan perspektif satu titik lesap. Oleh kerana titik lesap terletak di tengah lukisan, maka ia dikenali sebagai perspektif satu titik di tengah.
Gambarajah 2.2
Gambarajah 2.3
 Titik lesap ini tidak semestinya berada di tengah sahaja. Ia boleh berada di kiri dan di kanan garisan paras
mata. Gambarajah 2.3 menunjukkan titik lesap di kiri. Ini dikenali sebagai perspektif satu titik di kiri.

Gambarajah 2.4
  Gambarajah 2.4 pula menunjukkan titik lesap di kanan. Ini dipanggil perspektif satu titik di kanan.
Gambarajah 2.5
Ada satu lagi jenis perspektif dalam lukisan. perspektif ini berbeza daripada perspektif satu titik seperti yang ditunjukkan dalam contoh-contoh tadi. Perhatikan gambarajah 2.5. Ia menunjukkan lukisan sebuah bangunan yang menuju kepada 2 titik lesap (satu di kiri dan satu di kanan pada garisan paras mata ). Ini dikenali sebagai perspektif 2 titik.

NILAI


Nilai (value) merupakan perbezaan antara ton cerah, ton sederhana dan ton gelap yang terdapat dalam sesebuah lukisan yang baik. Gambarajah 2.6 dapat menjelaskan apa yang dimaksudkan dengan nilai.


Biasanya objek yang dekat dilukis dalam ton yang lebih gelap dan jelas. Berbanding dengan objek yang lebih jauh yang mempunyai ton lebih cerah atau kelihatan kabur dan pudar.


Begitu juga dalam lukisan warna, nilai ini diwakili oleh ton dan nilai warna yang berlainan. Kita akan melihat lebih lanjut mengenainya apabila kita mempelajari lukisan berwarna warni.

Gambarajah 2.6

 Peringatan


Jika anda masih belum jelas dengan apa yang diterangkan dalam bab ini, anda tidak perlu bimbang. Bab ini tidak bermaksud untuk mengajar anda aspek-aspek ini secara terperinci. Walaupun jika anda cukup faham dan fasih tentang apa yang dikatakan dalam bab ini, ia tidaklah menjamin anda akan menjadi pelukis yang baik.

Memadailah sekiranya anda mengetahui bahawa dalam lukisan ada beberapa aspek yang perlu diberi perhatian. Aspek-aspek ini akan dapat anda fahami dengan lebih mudah jika anda membaca bab-bab yang berikutnya.